User:Agus widodo
Live : Java, balinese, interested to learn balinese Date :10 April 1965 Place :Nganjuk Born Malang :home stay Renon Denpasar :office Balai Penida Profesion :Engineer Work : Consultance Expert of Technology Alumi of Unibraw Malang east java Experience : Renewable Energy of Bali Penida ENGINEERING BUILDING
▼
Optimalisasi Pemakaian Daya Listrik Perhitungan daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang ( untuk menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi cahaya lebih merata dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang. Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
( Titovianto, Pusdiklat Energi & Ketenagalistrikan ).
( SNI adalah standar konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan untuk mencapai energi efesien. Standar ini dibuat oleh Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) yang bekerja sama dengan instansi terkait. Standar kebutuhan terang untuk rumah tinggal juga tersedia sehingga bila anda membutuhkannya untuk keperluan desain, anda bisa mendapatkannya di kantor BSN, Senayan, Jakarta ).
10 jam hemat energi, solar dan batubara juga dihemat.
Jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya menghemat energi pada pembangkit listrik sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara 0,75 liter solar atau 1,5 kg batubara. ( Pekik Argo Dahono/ Kompas ).
Contoh perhitungan :
Luas ruang makan : 5 m x 4 m = 20 m2. Daya lampu : 3 buah ( titik lampu ) x 15 watt = 45 watt. Daya : luas ruang = 45 : 20 = 2, 25 watt/m2 ( memenuhi syarat ).
Menentukan posisi lampu.
Anatomi lampu pijar, atau bohlam. Kawatnya akan putus setelah sekian ratus kali pemakaian. Sekitar 3 bulan.
Menghitung kebutuhan cahaya dalam ruangan memang tidak mudah. Untuk menentukan secara akurat, biasanya dilakukan oleh para profesional di bidang perlampuan. Namun, tak ada salahnya jika anda mengerti sedikit mengenai prinsip penentuan titik lampu. Perhitungan ini gunanya agar lampu yang digunakan jumlahnya pas dengan kebutuhan. Jika kurang atau berlebihan, selain boros, juga menyebabkan ketidaknyamanan di mata. Contoh berikut menggunakan downlight yang memiliki sudut cahaya 30°.
Hitung ketinggian plafon dan tinggi bidang kerja dari atas lantai. Misalnya, tinggi plafon 3 meter dan bidang kerja 80 cm. Yang dimaksud dengan bidang kerja adalah area yang paling banyak digunakan untuk berkegiatan di ruang tsb. Di ruang kerja, misalnya, kegiatan menulis dan membaca di atas meja, adalah yang paling sering dilakukan. Ketinggian meja tsb, nantinya menjadi patokan tinggi bidang kerja. Setelah itu dengan rumus Pythagoras anda bisa menghitung jarak antar titik lampu di ruang tsb.
Lumen adalah jumlah cahaya yang dihasilkan sebuah lampu. Lumen dipakai sebagai satuan kuat/ terang cahaya. Jarak antara permukaan meja dengan armatur lampu gantung tidak lebih dari 75 cm. Jarak yang lebih besar menyebabkan panas yang dikeluarkan lampu akan terasa saat orang akan berdiri. Jarak ideal antara titik penerangan lampu ( di plafon ) dengan lantai adalah 2,5 meter. Di ketinggian manapun lampu diletakkan, usahakan agar jarak ini terpenuhi, supaya terang lampu yang diterima ruang tidak berkurang.
Menghitung jumlah lampu & daya listrik
Arus cahaya disimbolkan Ø, satuannya lumen, rumusnya Ø = I x watt. Kuat cahaya disimbolkan I, satuannya candle, rumusnya I = Ø watt Kuat penerangan disimbolkan E, satuannya lux, rumusan E = Ø : A A adalah luas bidang kerja. Ø = E x A. Untuk kantor 200-500. Untuk rumah 75 – 250. Untuk sistem penerangan langsung dengan warna plafon dan dinding terang, CU ( coeffesien of utilization ) –nya 50-65 %. Light loss factor ( LLF ) = 0,7-0,8. LLF tergantung ; kebersihan sumber cahaya, tipe kap lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dll.
Rumus menghitung jumlah lampu :
Jumlah lampu ( N ) = kuat penerangan ( E ) x luas bidang kerja ( A ) dibagi Ø lumen lampu x LLF x CU
Contoh perhitungan : ruangan kantor berukuran 20 x 10 x 3 m direncanakan memakai TL 4 x 40 watt dengan penerangan E = 300 lux. Hitung, jumlah lampu dan daya listrik yang dibutuhkan.
Penyelesaian : dari tabel, Untuk 1 bh TL 40 watt, jumlah lumen = 40 x 75 = 3000 lumen. Untuk 4 TL 40 watt, jumlah lumen = 4 x 3000 = 12.000 lumen.
Dipilih CU 60 % dan LLF 0,8
Jumlah lampu yang dibutuhkan ( N ) = E x A dibagi lampu x CU x LLF = 300 x 200 dibagi 12000 x 0,6 x 0,8 = 10,4
Jadi N = 11 buah 4 x TL 40 watt. Pemakaian watt untuk lampu TL 40 watt termasuk ballast = 50 watt. Jumlah beban dari lampu = 11 x 4 x 50 watt = 2200 watt. Untuk stop kontak peralatan kantor diperhitungkan 20 % dari beban lampu = 20 % x 2200 watt = 440 watt. Total kebutuhan watt = 2640 watt, atau watt/m2 = 13, 4.
Untuk perumahan, jumlah stop kontak diperhitungkan masing2 satu buah @ 100 watt pada kamar tidur, ruang tamu dan dapur. Daya cadangan listrik ( generator set diesel ) harus dapat melayani emergency load. Rumusnya :
Cavity Ratio (CR ) = 2,5 x area of cavity wall dibagi area of work plane
Tagihan listrik dari mana ?
Pilih bohlam atau neon ? CFL bisa mengurangi tagihan listrik. Apalagi jika tak lupa mematikan lampu setelah selesai menggunakan ruangan. Memang harga awal lebih mahal, tapi jika awet dan konsumsi listriknya lebih rendah, kita bisa berhemat berkali-kali lipat. Perhitungan rekening listrik dari PLN dilakukan melalui besar pemakaian kWH atau stand meter ( awal – akhir, dalam satuan kWH ). Penggolongan tarif didasarkan besar kebutuhan daya, mulai skala rumah tangga, sampai industri besar. (www.pln.co.id)
Di situs ini, kita dapat menghitung biaya tagihan, berapa biaya pasang baru atau mengubah daya listrik. R1 ( 900, 1300 ) dikategorikan rumah tangga kecil, bea beban dibagi atas blok2. R2 ( 3500 ) dikategorikan rumah tangga menengah, bea beban tidak dibagi blok konstan dengan nilai yang lebih tinggi.
Semoga Bermanfaat. Muha
Instalasion Electric for Building ( M/E )
Instalasion Electric for Building ( M/E )
Mekanikal Electrical merupakan bidang yang multidisiplin, sehingga idealnya dikerjakan dalam team yang ahli dibidangnya masing-masing, dalam perancangan sebuah High Risk Building diperlukan kerjasama antara sekumpulan engineer ( Teknik Sipil,Planologi,Electrical,Lingkungan,Geologi,Arsitektur,Desain Interior, dsb tergantung gedung yang akan dibuat )
Untuk Bangunan sederhana biasanya Ahli M/E menyesuaikan dengan kemauan Arsitek, tetapi dalam perencanaan bangunan besar & bangunan Khusus misalnya rumah sakit yang terjadi harusnya sebaliknya.
Untuk membuat sebuah gedung yang baik & nyaman haruslah pula didukung dengan sistem instalasi listrik yang baik pula, hal ini agar menjamin dari resiko kerugian yang diakibatkan oleh bahaya yang ditimbulkan oleh instalasi listrik baik terhadap keselamatan manusia maupun gedung nya itu sendiri
Resiko Instalasi yang kurang baik
1. Kebakaran yang dapat menimbulkan kerugian material & Jiwa
2. Tegangan Sentuh & Kejut langsung maupun tak langsung yang dapat menimbulkan korban jiwa
Menurut PUIL 2000 pada bab II halaman 21, Persyaratan dasar untuk sebuah instalasi itu haruslah memperhatikan beberapa faktor berikut ini,
1. Proteksi untuk keselamatan :
- Proteksi dari sentuh langsung & tak lansung
- Proteksi dari efek termal ( suhu )
- Proteksi dari arus lebih & arus gangguan
- Proteksi tegangan lebih
2. Proteksi untuk Perlengkapan & Instalasi Listrik
Untuk lebih jelasnya tentang penjelasan tata cara membuat rancangan yang baik, silahkan anda baca sekalian di PUIL 2000 Secara singkat dalam merancang sebuah gedung berikut instalasinya mempunyai beberapa komponen, yaitu 1. Instalasi Listrik ( MDP,SDP,PHB,Grounding Sistem,Penangkal Petir,dsb) 2. Pencahayaan ( Lighting ) 3. Sistem Pengamanan Kebakaran ( fire detector ) 4. Sistem Komunikasi sebagai Utilitas Bangunan ( Telepon ) 5. Parkir ( Otomatis atau semi otomatis ) 6. Sistem Keamanan Gedung ( CCTV ) 7. Sanitasi & Pengolahan Limbah ( Toilet & sistem pengairan ) Mari agan – agan sekalian kita ber imajinasi sebentar , sekarang kita buat rancangan instalasi electrical untuk sebuah gedung berlantai 3 dan satu lantai basement anggap aja kita bangun supermarket yaaaaaa brooo & jangan lupa untuk berkomentar.
Spesifikasi & Pemakaian gedung
1. Lantai Basement
· Area Parkir
· Ruang Panel
· Ruang Trafo
· Ruang Genset
2. Lantai 1
· Area Food Market
· ATM Center
· Gudang
· Office
3. Lantai 2
· Area Non Food Market
· Office
4. Lantai 3
· Area permainan
· Area FoodCourt
Langkah pertama hitung perkiraan konsumsi listrik kemudian klasifikan: 1. Air Condotioning (AC) & Kipas (Fan) 2. Lampu 3. Komputer 4. Lift & Eskalator 5. Pompa Air Langkah kedua Hitung arus untuk menemperoleh ukuran penghantar kabel yang aman & Tepat,serta memulai perancangan pembagian kelompok – kelompok instalasi (PHB ) Langkah Ketiga Maintenance ( Perawatan )
Langkah Pertama Hitung Planning Konsumsi Listrik
AC
Lantai
Jmlh
Daya ( kW )
Total Daya
Data Listrik
Type AC
lantai 1
5
20
100
380/3Phasa/50Hz
Split Duct Ceiling
lantai 2 5 20 100 380/3Phasa/50Hz Split Duct Ceiling
lantai 3 5 20 100 380/3Phasa/50Hz Split Duct Ceiling
300
FAN
Lantai
Jumlah Fan
Power ( kW )
Total Daya
Data Listrik
Type Fan
Basement
1
2
2
380/3Phasa/50Hz
Axial Adjust
3
0.5
1.5
380/3Phasa/50Hz
Wall Mounted
lantai 1 2 0.5 1 380/3Phasa/50Hz Axial line
lantai 2 2 0.5 1 380/3Phasa/50Hz Axial line
lantai 3 2 0.5 1 380/3Phasa/50Hz Axial line
6.5
Lampu
Lantai Jumlah Lampu Power ( W ) Total Daya Luas Area
basement 60 20 1200 1400 m2
lantai 1 180 20 3600 1400 m2
lantai 2 180 20 3600 1400 m2
lantai 3 180 20 3600 1400 m2
luar gedung 20 20 400 1400 m2
12400
Komputer
Lokasi
Jumlah
Daya (Watt)
Total daya
Basement 6 250 1500
lantai 1 10 250 2500
lantai 2 6 250 1500
lantai 3 4 250 1000
6500
Ekskalator
Lantai
Ekskalator
Power ( kW )
Total Daya
Kap.orng/jam
Data Listrik
Naik
1 ke 2
7.5
7.5
9000
380/3Phasa/50Hz
Turun
2 ke 1
7.5
7.5
9000
380/3Phasa/50Hz
Naik
2 ke 3
7.5
7.5
9000
380/3Phasa/50Hz
Turun
3 ke 2
7.5
7.5
9000
380/3Phasa/50Hz
30
LIFT
Fungsi LIFT BARANG LIFT Orang Kapasitas 2000kg 10 Orang (680kg) Ukuran Pintu 1700x2100 1700x2100 Kecepatan 60 mpm 60 mpm Ukuran Dalam 2300 x 2700 1400 x 1250 Ukuran Luar 2400 x 3076 1450 x 1415 Sistem simplex simplex Daya motor 26kW 7.5kW Daya Power Suply
23.8kW 6.3kW Daya Starting Motor
75.2kW 19.9kW Jumlah 125 kW 33.7kW
125000
33700
Pompa air
Lokasi
Massa Jenis air (p)
gravitasi (g)
Q debit
Head air (h)
effisiensi
Daya watt=(p*g*q*h)/eff
basement
1000
9.8
0.03
1
0.8
367.5
lantai 1
1000
9.8
0.03
4
0.8
1470
lantai 2
1000
9.8
0.03
4
0.8
1470
lantai 3
1000
9.8
0.03
4
0.8
1470
4777.5
Total konsumsi listrik
Jenis
Jumlah Daya (kW)
Pengembangan 3%
AC 300 309
FAN 6.5 6.695
Ekskalator 30 30.9
Lampu 12.4 12.772
LIFT 158.7 163.461
Komputer 6.5 6.695
Pompa Air 4.7775 4.920825 Pembulatan
518.8775 534.443825 535kW
Pembagian Kelompok beban
Perhitungan untuk menentukan besaran Circuit Breaker ( MCB,MCCB)
I = P/ V * cosØ .........untuk 1 Phasa f-n
I = P/ 1.732 * V * cosØ .........untuk 3 Phasa f-f
Contoh : MCCB untuk SDP Penerangan V= 400 volt ; P = 12400 Watt ; 3 Phasa
I = P/ 1.732 * V * cosØ
I = 12400/ 1.732 * 400 * 0.86
= 20.8 A
Maka MCCB menurut standart PUIL 125% dari Arus 125% x 20.8 A = 26 A
Perhitungan untuk menentukan besaran Kabel
Misal data – data yang dikumpulkan untuk perencanaan coba lihat di data yang dikumpulkan untuk seluruh gedung P = 535 kW = 535.000 Watt ; V = 400 Volt ; cos Ø = 0.86 ; 3 Phasa I = P/ 1.732 * V * cosØ I = 535000/ 1.732 * 400 * 0.86 = 897.9 A
Maka Kuat Hantar Arusnya menurut PUIL harus dipasang kisaran antara 150% s/d 250% dari arus 250 % x 897.9 A = 2244.75 A
Lihat tabel SPLN NYY ukuran 1 x 500 mm² 0.6/1 kV ditabel menunjukan KHA kabel 1000 A NA2XY ukuran 1 x 500 mm² 0.6/1 kV ditabel menunjukan KHA kabel 822 A Untuk NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV ditabel menunjukan KHA kabel 500 A ( Kabel dalam tanah )
Mari kita hitung penggunaan kabelnya ;
- Jika menggunakan NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV
KHA Kabel 1000 A ; I Beban = 2244.75 A , maka I Beban / KHA Kabel = 2244.75 / 1000 = 2.24 ~ 2 Total Kemampuan Hantar Arus untuk setiap phase-nya menjadi : R : 2 x NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV S : 2 x NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV T : 2 x NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV N :2 x NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV Total = 8 x ( NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV ) ------2 tarikan untuk setiap phasa
- Jika menggunakan NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV
KHA Kabel 822 A ; I Beban = 2244.75 A , maka I Beban / KHA Kabel = 2244.75 / 822 = 2.7 ~ 3 Total Kemampuan Hantar Arus untuk setiap phase-nya menjadi : R : 3 x NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV S : 3 x NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV T : 3 x NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV N : 3 x NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV Total = 12 x (NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV ) ------3 tarikan untuk setiap phasa
- Jika menggunakan NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV
KHA Kabel 500 A ; I Beban = 2244.75 A , maka I Beban / KHA Kabel = 2244.75 / 500 = 4.48 ~ 4 Total Kemampuan Hantar Arus untuk setiap phase-nya menjadi : R : 4 x NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV S : 4 x NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV T : 4 x NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV N : 4 x NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV Total = 16 x (NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV ) ------4 tarikan untuk setiap phasa
NYY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV = 8 x 18 m = 144 m x Rp 520.000/m = Rp 74.880.000 NA2XY 1 x 500 mm² 0.6/1 kV = 12 x 18 m = 216 m x Rp 105.000/m = Rp 22.680.000 NYFGBY 4 x 300 mm² 0.6/1 kV = 16 x 18 m = 288 m x Rp 1.320.000/m = Rp 380.160.000
Harga di atas berdasarkan kurs 12300/1 USD dan LME 7600 Cu 1800 AL Harga kabel Fluktuasi tergantung dari nilai Kurs & harga Metal Dunia Dari ilustrasi diatas dalam pengerjaan proyek lebih ekonomis menggunakan kabel alumunium
Perhitungan Voltage Drop
Menurut aturan PUIL 2000 Voltage Drop yang di izinkan sebesar 5% dari tegangan awal jika melebihi persentase tersebut maka kualitas tegangan & sistem instalasinya kurang baik Untuk menghitung Voltage Drop kita menggunakan formula;
l = Panjang (m) q = diameter kabel x = conductivity (tembaga 58 , Al 35.4 ) u = 5% x Jumlah tarikan kabel I = Arus Planning cos o = Faktor kerja 0.86
346.93 m jarak aman kabel untuk menghindari voltage drop yang berlebihan & tidak standart PUIL 2000
Actual Voltage Drop
kita anggap jarak pemasangan kabel yang akan dipasang sejauh 18 m, dan Voltage yang digunakan 400 volt maka
l = Panjang (m)
x = conductivity (tembaga 58 , Al 35.4 )
v = Voltage drop
I = Arus Actual
cos o= Faktor kerja 0.86
%voltage drop =100 % - ( (400-0.1037) / 400 ) * 100%
= 100 % - ( 399.8963 / 400 ) * 100%
= 100 % - 99.974 %
= 0.026 % Ok masih dibawah standart PUIL 2000 sebesar 5 %
Tunggu ya gan proses Digital Engineering Desain & perhitungannya sedang dalam proses pengetikannya, pokoknya nanti saya terbitkan lengkap dari awal Planning mpe diagram satu garisnya tentang Instalasi Electric untuk gedung mudah mudahn bermanfaat untuk yang mau belajar jadi Project engineer…kita belajar bersama salaam sukses & tunggu tanggal terbitnya yaa