Property:Response text id
From BASAntb Wiki
"
"Terus percaya pada korban, sampai terbukti sebaliknya", adalah kalimat penuh pro & kontra saat menghadapi kekerasan seksual. Dengan demikian, dapat terbukti bahwa kekerasan seksual adalah salah satu masalah serius di Indonesia.
Dalam mengupayakan titik terang pemecahan masalah kekerasan seksual, penting untuk terus berada di sisi korban memberi ruang pada korban, sehingga korban merasa dihargai, didengar, dan dipercaya.
Selain itu, percaya pada korban juga membantu proses penyelesaian kasus kekerasan seksual yang dialami korban.
Sehingga, penyelesaian masalah kekerasan seksual tidak lagi hanya memihak pihak tertentu, tetapi juga memberi adil bagi setiap pribadi. +
2
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Mauris quis laoreet dolor. In finibus ipsum non feugiat scelerisque. Ut varius leo ipsum, eu auctor lectus hendrerit nec. Morbi mattis augue quis purus molestie pharetra. Donec in finibus magna. Ut sed tortor eu felis aliquam dapibus in vitae mauris. Duis id tincidunt neque, sed iaculis felis. Nam sodales sem enim, sit amet pellentesque arcu fermentum eget. Integer vitae interdum diam, lacinia tincidunt risus. Cras felis libero, vestibulum quis blandit in, maximus sed elit. Phasellus tristique pharetra tempus.
Suspendisse vitae finibus urna. Integer vehicula erat sed felis mollis, eget iaculis dolor facilisis. Morbi eleifend ultrices risus et ultrices. Proin id nisl dapibus arcu molestie molestie. Sed molestie tristique commodo. Suspendisse aliquam aliquam fringilla. Cras sit amet volutpat justo. Phasellus sollicitudin eros fringilla sapien convallis, in accumsan nisl volutpat. Fusce mauris orci, ultrices ut nisi sit amet, elementum scelerisque dui. Curabitur tempus lobortis imperdiet. Nullam bibendum tortor vel nisl fermentum viverra. +
A
Pelecehan seksual adalah masalah serius yang sering terjadi di kalangan pemuda, terutama perempuan, seperti yang terjadi di Nusa Tenggara Barat. Tindak kekerasan berbasis gender ini tidak hanya mengancam fisik, tetapi juga dapat menyebabkan dampak psikologis yang mendalam bagi korban. Untuk mencegah hal ini, langkah pertama yang perlu diambil adalah edukasi. Menanamkan pemahaman sejak dini tentang pentingnya menjaga diri, mengenal batasan, dan belajar bela diri dapat membantu individu untuk lebih siap menghadapi potensi ancaman. Selain itu, komunikasi terbuka dengan teman sebaya, keluarga, atau komunitas sekitar juga sangat penting. Dengan berbicara secara terbuka, korban atau calon korban tidak akan merasa sendiri dan dapat menemukan solusi bersama. Waspada terhadap lingkungan baru dan belajar mengenal situasi sekitar juga merupakan langkah preventif yang perlu dilakukan. Mencegah kekerasan seksual dimulai dari kesadaran diri dan lingkungan yang mendukung untuk saling menjaga dan melindungi satu sama lain. +
Saya akan memulai dari hal yang lebih dini, yaitu yang pertama, menulis artikel atau membuat video tentang akibat, penyebab, dan pencegahan mengenai kekerasan seksual disertai peringatan agar menjauhi hal hal yang berbau kekerasan seksual. Lalu di sebarkan melalui media sosial seperti Instagram, Twitter, YouTube dan yang lainnya. Yang kedua, melalui tabligh atau penyampaian dakwah melalui lisan ke beberapa orang mengenai pencegahan kekerasan seksual ini, apalagi NTB terkenal dengan Mayoritas muslim nya. Yang ketiga, meningkatkan perlindungan terhadap korban, karena ada beberapa korban yang takut melaporkan dikarenakan stigma sosial. Alhasil, korban harus dilindungi dengan bimbingan psikologis. Yang keempat, bisa juga memberikan pendidikan ke masyarakat setempat melalui sosialisasi ke sekolah sekolah sekitar dan memberikan materi tentang pencegahan kekerasan seksual. +
Kekerasan seksual ada
Upaya yang bisa kita lakukan adalah mencoba melaporkan dulu untuk ke orang tua/gur kalau memang tidak bisa diatasi,kita bisa membantu korban untuk melaporkan kepada pihak yang memang memiliki konsentrasi dalam bidang penanganan kekerasan, membimbing dan membantu korban menjelaskan secara privat (memberikan ruang)beserta memberikan edukasi kepada korban untuk tidak ringan hari menerima tawaran podcast/wawancara publik yang akhirnya kadang membuat orang tertarik dengan ketenaran itu. Terkadang hal" seperti itu bisa saja terjadi di luar lingkungan kita. ayo atasi kekerasan seksual untuk Generasi Emas. +
Dewasa ini isu tentang kekerasan seksual marak terjadi baik verbal maupun fisik, bahkan hal ini pun sering dianggap hal yang sudah biasa dan dianggap tak penting, padahal hal ini kekerasan seksual sangatlah krusial, oleh karena itu kita khususnya sebagai pemuda harus bisa menyadari hal ini dan membuat langkah yang efisien dan relevan namun, tak jarang para pemuda takut untuk melaporkan atau bergerak melawan oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, oleh karena itu kami menawarkan website yang bernama “ayo-lapor” website ini bertujuan untuk menjadi wadah bagi setiap orang yang ingin melaporkan peristiwa yang berkaitan dengan kekerasan seksual, di mana setiap orang bisa merasa aman untuk melaporkan peristiwa tersebut tanpa harus takut akan apapun, karena website ini telah dirancang khusus dalam bentuk anonim, identitas dan masalah para pelapor tetap aman bersama kami.
Oleh karena itu, tunggu apalagi ayo-lapor kepada kami, mari kita wujudkan hal kecil itu menjadi sebuah perubahan yang besar. +
B
Pencegahan dpt kita lakukan dengan kita berpakaian sopan dan tau tempt . +
Bukan Sekedar Anak, meraq jariq lebiq butuh. - **Bahasa Inggris:** Not just children, Parents Need It Even More +
Sangat banyak upaya yang dapat di lakukan untuk mencegah kekerasan seksual. Namun, tidak semua upaya tersebut dapat dikatakan efektif. Mengapa begitu? Dapat kita lihat melalui data mengenai kekerasan seksual terhadap semua gender dan semua umur yang terinput di website Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak, yaitu sebanyak 2.435 kasus (Januari-Februari 2025). Banyaknya kasus ini membuktikan banyak pernyataan bahwa masyarakat Indonesia mendapatkan pendidikan moral yang kurang cukup atau mungkin juga masyarakat Indonesia melupakan pentingnya pendidikan moral yang telah mereka pelajari. Menurut saya edukasi lewat suatu sosialisasi/seminar saja tidak cukup. Maksudnya tidak cukup adalah apabila sosialisasi tersebut hanya dilakukan kepada anak-anak saja, melainkan juga untuk orang tua. Karena, orang tua merupakan sumber edukasi utama bagi anak-anak. Semoga setuju dengan pendapat saya yaa. +
C
Teori humor menjelaskan mengapa sesuatu bisa membuat kita tertawa. Salah satunya adalah Teori Superioritas, di mana kita tertawa karena merasa lebih unggul dari orang lain. Candaan seksis sering bekerja dengan cara ini, menjadikan perempuan sebagai objek lelucon yang inferior.
Masalahnya, humor membentuk kebiasaan. Jika candaan seksis terus dibiarkan, ini bisa menormalkan pelecehan. Orang yang terbiasa menertawakan lelucon yang merendahkan perempuan bisa kehilangan empati terhadap korban pelecehan seksual.
Lebih jauh, candaan ini bisa menjadi awal dari perilaku serius, membuka jalan bagi pelecehan fisik. Komedi selalu berkembang, Dulu, lelucon rasis atau homofobik dianggap biasa, tapi sekarang banyak komedian mulai meninggalkannya karena sadar akan dampaknya. Candaan seksis juga seharusnya demikian. Humor tidak harus menyakiti untuk bisa lucu. Sebagai komedian atau penikmat humor, kita bisa menciptakan budaya tawa yang cerdas tanpa merendahkan orang lain. +
Maraknya kekerasan seksual yang terjadi saat ini perlu menjadi atensi kita semua. Oleh karena itu, mencegahnya agar tidak terjadi merupakan tanggung jawab kita, salah satunya dengan bergabung ke dalam komunitas yang bergerak dalam bidang pemenuhan hak-hak perempuan dan anak, misalnya GenRe. Melalui komunitas ini, kita dapat terjun langsung memberi dampak nyata seperti edukasi pencegahan kekerasan seksual. Selain itu, komunitas ini juga aktif menyuarakan isu penting lain seperti pernikahan usia anak dan narkotika. Terlibat aktif dalam komunitas ini secara tidak langsung membuat kita turut serta menjaga masa depan generasi penerus bangsa yang lebih cerah. +
Mengontrol diri +
Untuk "mencegah" kekerasan seksual, kita harus mengontrol pelaku potensial. Catat bahwa semua orang adalah pelaku potensial, termasuk kita, tanpa mengecualikan jenis kelamin. Dan korban potensialnya juga sama: semua orang! Tapi, kok bisa? Sepanjang sejarah, akar sebab dari kekerasan seksual sangat berkorelasi dengan banyaknya orang yang percaya bahwa gender tertentu; kerap kali yang lebih feminin, pantas mendapatkan pendekatan seksual tanpa alasan, bahkan tanpa persetujuan. Kita harus lebih menghormati batas-batas orang. +
E
Baru baru ini, sering kali terjadi kekerasan seksual dalam bentuk pacaran, di mana pelaku memaksa pacarnya untuk memenuhkan hasratnya untuk membuktikan cintanya.
Sebagai manusia, kita dapat melawannya dengan cara lebih waspada terhadap lawan jenis.
Beberapa cara efektif adalah rajin beribadah agar dilindungi dari kekerasan seksual, tidak berpacaran, dan hindari kontak fisik dengan lawan jenis.
Selain itu, kita harus memilih teman dengan lawan jenis atau pacar dengan teliti agar tidak terjadi kekerasan seksual.
Dengan cara ini, kita dapat terhindar dari kekerasan seksual +
Sangat tidak respek dengan orang yang melakukan kekerasan sexual. Dan setuju untuk dihukum berat +
F
Kekerasan seksual adalah luka tanpa persetujuan, dengan perempuan paling sering menjadi korban. Bayangkan seorang perempuan dilecehkan di depan umum. Matanya merintih mencari pertolongan, tapi yang ditemukan hanyalah tatapan yang menghindar. Seperti peribahasa Lombok, Aik kawaq bau, aik kereng bau, diam atau bertindak keliru keduanya bisa membawa bencana. Selama masih ada mereka yang memilih diam, selama itu juga kekerasan akan terus berulang. Tameng 3G hadir sebagai perlawanan terhadap kebisuan. Gawe, dekati korban, berpura-puralah mengenalnya, dan ajak pergi. Gati, tegur pelaku jika aman. Gegas, segera cari bantuan, jangan biarkan korban berjuang sendirian. Bystander effect menghancurkan nilai kemanusiaan. Itu hanyalah budaya pengecut yang akan terus berulang. Komnas Perempuan mencatat 25.530 kasus kekerasan seksual dilaporkan pada 2024. Setiap angka terdapat cerita pilu. Ini bukti kebisuan masyarakat bukanlah hal yang bisa diabaikan. Membiarkan pelecehan berarti berpihak pada pelaku. Saat melihat pelecehan, pilih keberanian, bukan kebisuan. Selama silent bytsender masih ada, pelaku akan terus merasa aman. +
Kita hidup di dunia yang kadang lebih peduli dengan pakaian daripada hak seorang wanita untuk hidup bebas dari pelecehan. Di masyarakat yang terbiasa melakukan cat calling atau memandang wanita dengan pandangan seksualitas murahan, kita lupa satu hal: tidak ada pakaian yang layak atau tidak layak untuk dilecehkan. Jadi, mari berhenti menyalahkan korban, entah itu karena mereka memakai pakaian terbuka atau karena mereka berada di tempat yang salah pada waktu yang salah.
Lebih parah lagi, ketika ayah, yang seharusnya menjadi pelindung, malah menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anaknya. Kalau itu bukan pengkhianatan terbesar dalam sejarah, apa lagi? Kita harus jujur dan keras: Kekerasan seksual itu bukan salah korban, bukan salah pakaian yang dikenakan, dan pasti bukan salah situasi. Itu adalah kesalahan penuh dari pelaku. Jangan pernah ada ruang untuk justifikasi apapun.
Dan yang lebih mengerikan, ketika keluarga menutup-nutupi kekerasan seksual, terutama di desa-desa, dengan cara menikahkan korban dengan pelaku hanya karena mereka merasa itu adalah cara untuk menutupi aib keluarga. Itu bukan solusi, itu adalah pengkhianatan ganda terhadap korban. Menikahkan korban dengan pelaku bukan hanya menghancurkan masa depan korban, itu juga memperkuat budaya kekerasan seksual dalam masyarakat. Pernikahan dini bukanlah penyelesaian, itu adalah pembelenggu untuk korban yang sudah cukup menderita.
Kemudian, mari kita bicara tentang guru, yang malah menggunakan posisinya untuk mengeksploitasi anak didiknya. Bukan hanya pelaku kekerasan seksual, tapi juga pemegang kuasa yang seharusnya jadi teladan, bukannya penjahat. Dan pondok pesantren atau lembaga pendidikan lainnya? Tidak ada tempat yang “terlindungi” dari kekerasan seksual. Ilmu yang digunakan untuk merusak orang lain bukanlah ilmu, itu adalah penyelewengan, dan mereka yang melakukan itu harus dihukum setimpal dengan apa yang mereka lakukan.
Lalu, bagaimana kita mencegahnya?
1. Edukasi dan Kesadaran: Tidak ada cara lain selain pendidikan yang terus-menerus. Mulai dari keluarga, masyarakat, sekolah, hingga media. Kita harus mengedukasi bahwa tidak ada yang berhak mengakses tubuh orang lain tanpa izin. Mengajarkan anak-anak tentang hak tubuh mereka dan menghilangkan budaya yang menyalahkan korban.
2. Membangun Budaya Hormat: Kita perlu menghentikan budaya cat calling, dan menormalisasi untuk menghormati sesama tanpa menghakimi berdasarkan pakaian. Menghargai orang lain dimulai dengan menghargai batasan mereka. Pakaian tidak pernah menjadi alasan untuk pelecehan seksual.
3.Keluarga yang Sehat dan Terbuka: Keluarga adalah tempat pertama yang harus mendidik nilai-nilai saling menghormati dan perlindungan. Jika ada kekerasan seksual dalam keluarga, harus ada dukungan untuk korban, bukan penutupan atau pembenaran untuk pelaku. Korban tidak boleh dipersalahkan, dan tidak ada alasan untuk menutup-nutupi kekerasan seksual dengan menikahkan korban dengan pelaku.
4.Penegakan Hukum yang Tegas: Tidak ada kompromi untuk pelaku kekerasan seksual, baik itu dari keluarga, guru, atau siapapun. Penyalahgunaan kekuasaan oleh siapa pun harus dihukum seberat-beratnya, dan korban harus diberi perlindungan penuh untuk melaporkan kejadian tersebut tanpa takut akan konsekuensi.
5.Pencegahan kekerasan seksual bukan hanya tugas satu pihak, tapi tanggung jawab bersama. Kita harus berbicara lebih keras, mendukung korban, dan menjatuhkan hukuman yang tegas pada pelaku. Perubahan budaya dimulai dari kita, dan kita harus berhenti menerima kekerasan seksual sebagai bagian dari kehidupan.
G
H
Seperti yang kita ketahui, terdapat banyak sekali korban kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan sekitar. Salah satu dari kekerasan seksual ialah pelecehan seksual, contohnya seperti pelecehan verbal maupun fisik. Oleh sebab itu, upaya pencegahan pelecehan seksual perlu dilakukan. Salah satu upaya pencegahan paling sederhana yang dapat dilakukan ialah dengan mengajak berpikir kritis. Dengan berpikir kritis, kita dapat mengetahui bagaimana dampak yang terjadi jika pelecehan seksual dilakukan seperti dampak yang terjadi pada sang korban maupun pelaku. Melaporkan kepada pihak yang berwenang juga dapat dilakukan untuk mencegah serta meminimalisir pelecehan seksual. Seperti melaporkan kepada Komnas Perempuan dan juga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Mereka dapat mendampingi serta membantu dalam upaya pencegahan pelecehan seksual yang sedang marak terjadinya. Dengan langkah sederhana ini, terjadinya pelecehan seksual dapat mengurang dan terminimalisir. +
I
Pada era sekarang masih banyak orang yang tidak mengetahui dampak buruk yang di akibat kan dari kekerasan seksual, beberapa oknum menganggap hal ini adalah masalah sepele sampai sang korban sendiri lah yang harus maju untuk mempertahankan hak mereka sebagai manusia. Tentu saja untuk mencapai tujuan Indonesia Emas diperlukan kontribusi kita sebagai seorang pemuda, tapi tentu saja memberitahu kan kabar dari mulut ke mulut pasti sangat susah dan untuk di zaman sekarang kita harus sangat bersyukur karena khalayak mengenal yang namanya gadget. Tentu saja kita tidak asing dengan kata tersebut, gadget adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan kita. Dengan adanya gadget di era modern ini kita dapat memberikan pengetahuan kita tentang upaya yang harus kita lakukan untuk mencegah kekeran seksual. Contoh kecilnya, laman media sosial kita adalah tempat kita untuk mengekspresikan diri kita sendiri, kita dapat melakukan perbincangan melalui laman tersebut tentang upaya untuk mencegah kekerasan sosial, entah itu dari cuitan Twitter, post Instagram, atau media sosial kita lainnya yang sekiranya dapat menarik seluruh perhatian dari orang yang jangkauannya jauh dari kita semua. Walaupun yang melihat bukan beribu-ribu orang setidaknya kita sudah berhasil untuk memberikan pengalaman ilmu pengetahuan kita tentang kekerasan seksual dengan cara yang instan. Dengan demikian, media sosial sangat membantu kita untuk mengiring opini kita kepada khalayak umum. Dengan hanya satu cuitam kita di media sosial kita sudah berhasil membantu membuka pengetahuan orang sekitar kita tentang dampak buruk yang terdapat pada kekerasan seksual tersebut. +